Selasa, 04 Agustus 2020

DIRIKU, DIRINYA, dan TUHAN

Selalu kupikirkan bagaimana caranya aku hidup.
hidup ... ya Hidup.
Hidup ini berarti saat hati ini telah terperangkap dihati seseorang.
disaat ku menyadarinya, kini ku sadar. aku tak lebih dari kata WAHHH...
aku hanyalah aku, yang memiliki banyak kekurangan
yaaaah aku, bukan dari kalangan orang baik.
bukan juga dari orang yang memiliki keturunan orang alim.
yaaa aku hanya bisa berkata bahwa aku tak bisa hidup tanpa dirinya.
aku sadar diri, aku hanyalah orang yang tak mengerti apa-apa.
dan aku menginginkan dirinya untuk menemaniku sepanjang hidupku.
itulah yang membuatku selalu terpikirkan dan berpikir keras.
aku tak tahu, aku tak bisa mengharapkan dirinya untuk hal itu.
yang kutaku... kini, Jarak dan Waktulah yang membuat semua ini terperangkap.

karena jarak dan waktulah, yang selalu membuat diri ini berpikiran aneh-aneh.
sehingga aku berpikir seperti ku tak pantas untuk dirinya.
kini aku hanya memiliki harapan yang ntah harus bagaimana.
aku tak tau jika harus hidup tanpa dirinya.

kini,, yang slalu ia ucapkan seakan-akan menyerah...
jika menyerah, salah satu dari kita akan tersakiti.
aku tak siap untuk hal itu.
aku tak ingin salah satu diantara kita ada yang terluka.
aku sungguh-sungguh... karena, disaat aku menyimpan rasa ini aku selalu berpikir
sampai hal yang membuat air mata ini menetes.
dan akhirya aku memutuskan untuk menjaga hati ini untuk dirinya.
dan aku selalu memohon kepada Tuhan, agar memaafkan diri ini,,
karena telah memiliki perasaan terhadap salah satu hamba-Nya yang kini sampai saat ini masih
bersemayam dihatiku. aku selalu menangis karena tak seharusnya 
aku memiliki perasaan disaat waktunya belum tiba...
aku takut Tuhan cemburu akan hal itu.
aku hanya bisa berdoa... itupun aku memintanya dengan rasa sakit.

aku belum pernah menagis karna seseorang
menangis dalam seharian
dan memutuskan untuk tidak kuliah saat itu
dan memilih untuk pulang kerumah.
aku sungguh-sungguh jika dirinya memang benar-benar sungguh-sungguh.

aku sadar diri.
aku bukan siapa-siapa terhadap dirinya.
aku bukan orang yang SEMPURNA.
apakah ia akan terus bertahan?
untuk mempertahankanku?
disanalah aku selalu mempertanyakan hal itu.
jujur saja, aku tak ingin terperangkap dengan kesedihan itu.

Masa Mahasiswaku

 heiiii... apa kabar? kamu tau tidak, saat-saat masa kuliahku, banyak sekali suka duka yang kualami. terutama masalah penyesalan. kenapa? ga...